Tugas rasul hanya sebagai penyampai kebenaran
الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ بِاِذْنِ رَبِّهِمْ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ
alif lām rā, kitābun anzalnāhu ilaika litukhrijan-nāsa minaẓ-ẓulumāti ilan-nụri bi`iżni rabbihim ilā ṣirāṭil-‘azīzil-ḥamīd
Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.
Surah ar-Ra‘d diakhiri dengan penegasan bahwa Allah dan orang-orang yang diberi Al-Kitab akan menjadi saksi atas kebenaran risalah Nabi Muhammad. Sebagai sambungannya, Surah Ibràhìm ini lalu di-awali dengan penjelasan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad untuk mengajak manusia keluar dari kegelapan me-nuju cahaya dengan izin Allah. Alif Làm Rà. Ini adalah Kitab Al-Qur’an yang Kami turunkan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kemusyrikan kepada cahaya tauhid yang terang-benderang, dengan izin Tuhan, yaitu menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji.
اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَوَيْلٌ لِّلْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيْدٍۙ
allāhillażī lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa wailul lil-kāfirīna min ‘ażābin syadīd
Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena siksaan yang sangat berat,
Allah Yang Mahaperkasa itulah yang memiliki apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi. Bukti-bukti tentang wujud, keesaan, dan kekuasaan Allah berulang kali dijelaskan, tetapi masih banyak orang yang mengingkari. Oleh sebab itu, celakalah bagi orang yang ingkar kepa-da Tuhan karena mereka pasti akan mendapat siksaan yang sangat berat.
الَّذِيْنَ يَسْتَحِبُّوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ
allażīna yastaḥibbụnal-ḥayātad-dun-yā ‘alal-ākhirati wa yaṣuddụna ‘an sabīlillāhi wa yabgụnahā ‘iwajā, ulā`ika fī ḍalālim ba’īd
(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Mereka yang ingkar dan enggan beriman kepada Allah adalah orang yang lebih menyukai kehidupan dunia yang fana daripada kehidupan akhi-rat yang kekal dan abadi, dan menghalang-halangi manusia dari menyusuri jalan (agama) Allah, dan menginginkan jalan yang bengkok agar sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka itu benar-benar berada dalam jalan kesesatan yang sangat jauh dari hidayah.
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهٖ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۗفَيُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
wa mā arsalnā mir rasụlin illā bilisāni qaumihī liyubayyina lahum, fa yuḍillullāhu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Dan ketahuilah bahwa Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kepada umat manusia, melainkan dengan bahasa yang dipergunakan oleh kaumnya. Yang demikian itu bertujuan agar dia dapat memberi penje-lasan tentang syariat Allah dengan baik kepada mereka. Maka setelah ra-sul itu memberi penjelasan, Allah menyesatkan—membiarkan sesat—siapa yang Dia kehendaki dari hamba-Nya yang memang memilih jalan kesesatan, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-Nya yang memilih jalan yang lurus. Dia adalah Tuhan Yang Ma-haperkasa lagi Mahabijaksana.
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اَنْ اَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ
wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā an akhrij qaumaka minaẓ-ẓulumāti ilan-nụri wa żakkir-hum bi`ayyāmillāh, inna fī żālika la`āyātil likulli ṣabbārin syakụr
Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.” Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
Di antara para rasul yang Kami utus itu adalah Nabi Musa. Dan sung-guh, Kami telah mengutus Nabi Musa kepada Bani Israil dengan membawa tanda-tanda Kami, yakni berbagai mukjizat yang membuktikan kebe-narannya, dan Kami perintahkan kepadanya, “Wahai Nabi Musa, kelu-arkanlah kaummu dari kegelapan (penindasan Fir’aun) kepada cahaya terang-benderang (pengesaan kepada Allah) dan ingatkanlah mereka ke-pada hari-hari ketika Allah menurunkan nikmat dan azab-Nya kepada mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang penyabar atas ketentuan Allah dan banyak bersyukur atas nikmat-Nya.